Keywords: caregiving, babysitter, children speaking ability
Download Format Buku Penilaian Sikap Spiritual dan Sikap Sosial (KI-1) & (KI-2) Kurikulum 2013 SD/MI Tahun Pelajaran 2019/2020 Catatan: Selesai mengunduh atau selesai men-download Bapak Ibi jangan lupa silahkan untuk mengeditnya dan sesuaikan dengan keadaan kelas, sekolah, nama guru, nama kepala sekolah, NIP, dan lainnya. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin. Jika benda dekat dengan cermin cekung, maka bayangan yang terbentuk maya, tegak, dan diperbesar. Jika benda jauh dari cermin cekung, maka bayangan benda yang terbentuk nyata (sejati) dan terbalik. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai.
Abstract
The aim of this study is to describe the caregiving form by babysitter as well as supporting and inhibiting factors of caregiving with babysitter that influence the ability of speaking of 2-3 years old children in Puri Hijau Housing Estate Purwokerto, Regency of Banyumas. This research is a qualitative research of descriptive study research and using methods of observation, interviews and documentation in collecting data. Data analysis techniques is interactive model. Technique of authenticity of data using triangulation technique. According to the result of the research there are some substantive theories that have emerged, namely among others that (1) The Form of Babysitter Caregiving on Speaking Ability of 2-3 years old Children include: Duties as a children’ playing friend and surrogate parents, explaining new words, storytelling contains a message, the nature of authoritarian, democratic and permissive, caregiving combination between parents and babysitter, conversing, eye contact and showing direction, understanding 2 orders, love to asking, storytelling about experience, quiet, argue and cry. (2) Supporting and inhibiting factors affection of caregiving with babysitter on the ability of speaking of 2-3 years old children include: The interference of parents in stimulus, nature and attitude of children to babysitter, cooperation between caregivers and parents, the performance of babysitter, babysitter knowledge about the children speaking ability, babysitter’s patience dealing with children, facilities and infrastructure as well as a family environment, unruly children behavior, attitude of parents, lack of patience babysitter in the face of a hyperactive child, communication between parents and the babysitter, the minimum caregivers’ knowledge, attitude and nature of the babysitter towards the children.
References
Azizah, N. (2015). Tingkat Keterampilan Berbicara Ditinjau Dari Metode Bermain Peran Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Indonesian Journal Of Early Childhood Education Studies, 2(2). Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces/article/view/2252
Ayuningtyas, D. (2015). Orientasi Pola Pengasuhan Anak Usia Dini Pada Keluarga Militer Di Asrama Kodam Kelurahan Jatingaleh Candisari Semarang. Indonesian Journal Of Early Childhood Education Studies, 2(2). Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces/article/view/2256
Latiana, Lita.2010.Pendidikan anak dalam keluarga. Semarang : Pg Paud Unnes
Moleong, J. Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Hasan, Maimunah. 2011. Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta: Diva Press
Ronald. 2006. Peran Orangtua dalam Meningkatkan Kualitas Hidup, Mendidik dan Mengembangkan Moral Anak. Bandung : Yrama Widya
Seefeldt, C & B A Wasik.2008. Pendidikan anak usia dini. Indonesia : PT. Macanan Jaya Cemerlang
Shochib, Moh. (2010). Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta
Syakir dan A Azhim. 2002. Membimbing anak terampil berbahasa. Jakarta : Gema Insani
Severe, Sal. 2003. Bagaimana Bersikap Pada anak Agar Anak Prasekolah Anda Bersikap Baik.Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Utami & Paraswati. Peranan Pengasuh anak (Babysitter) dalam Pembentukan Sifat dan Sikap Anak (Studi di Perumahan Bukit Bakung Indah Bandar Lampung). Jurnal Sociologie 1(2) 144-155. Universitas Lampung
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2016-06-14
Articles
A.Apakah Disiplin Diri itu ?
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, Disiplin berarti melatih batin dan watak supaya perbuatannya menaati tata tertib. Disiplin diri berarti melatih diri melakukan segala sesuatu dengan tertib dan teratur secara berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.
B.Mengapa kita perlu disiplin ?
Disiplin diri akan terasa manfaatnya jika kita memiliki suatu impian dan cita – cita yang ingin dicapai. Kita harus mendisiplinkan ( melatih ) diri untuk mengerjakan hal – hal yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, di dunia ini dibuat peraturan – peraturan yang disertai hukuman yang setimpal. Hal ini tidak lain agar setiap manusia mau belajar hidup disiplin dan menaati aturan yang ada sehingga dunia tidak kacau balau dan seseorang tidak dapat berbuat sekehendak hatinya.
C.Mengapa disiplin itu sulit ?
Kebiasaan yang kita lakukan akan menentukan masa depan kita. Kebiasaan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik, begitupun sebaliknya, namun untuk membiasakan kebiasaan baik itu tidak mudah. Mengapa demikian ?
Manusia memiliki sifat – sifat mendasar seperti : cenderung bermalas -malasan, ingin hidup seenaknya mengikuti keinginan hatinya dan keinginan untuk melanggar peraturan – peraturan yang ada.
Kita selalu menganggap pekerjaan sebagai suatu kewajiban apapun beban yang harus dilakukan, bukan sebagai kesenangan. Pepatah mengatakan “ kita akan lebih mudah menerapkan disiplin diri jika kita mencintai apa yang kita kerjakan ”.
Manusia cenderung cepat bosan jika melakukan kegiatan yang sama dalam jangka waktu lama.
Tips untuk dapat hidup dengan disiplin, dengan cara :
Kalahkan diri sendiri.
Lakukan kegiatan selingan sesekali di luar rutinitas.
Fokuskan fikiran pada tujuan akhir yang ingin dicapai.
Tips untuk meningkatkan disiplin diri, dengan cara :
Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.
Buat urutan prioritas hal – hal yang ingin kita lakukan.
Buat jadwal kegiatan secara tertulis.
Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku.
Berusahalah untuk selalu dsiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun sendiri.
Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang – ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan akan manjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya keunggulan. Keunggulan membuat kita memiliki kelebihan yang dapat kita gunakan untuk meraih tujuan hidup yang menentukan masa depan kita.
Akhir kata, setelah kita semua mendapat materi ini diharapkan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar apa yang menjadi tujuan kita dapat tercapai. Satu hal penting, sebelum kita melakukan sesuatu itu terlebih dahulu tetapkanlah tujuan atau target dan tidak menunda sampai situasi sempurna.
Karena secara tidak langsung kita telah menyimpannya di alam bawah sadar. Dan otomatis setiap tindakan yang akan kita lakukan selaras dengan apa yang telah kita simpan itu. “ not only what you see is what you get, but also what you think is what you get” . Kemudian lakukan terus dengan disiplin sehingga kita mendapatkan apa yang kita inginkan.
Bahan rujukan:
Prijosaksono, A dan Dwi Sanjaya, 2002. Use Your 7 Power. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.